Rabu, 15 Januari 2014

Situs Baginda Ery: Dibalik sebuah Kisah: Izinkan Aku Merindukanmu, Sekali Ini Saja !

Situs Baginda Ery
Blog yang menyediakan berbagai macam artikel yang berkualitas dan layak dibaca oleh semua kalangan,mulai dari artikel tentang kesuskesan seseorang,kisah motivasi,kisah islami,sampai dengan kisah misteri Blog yang menyediakan Kisah Misteri, Kisah Nyata, Kisah Legenda, Kisah Islami, Kisah Orang-Orang Sukses, Kisah Motivasi, Kisah Inspiratif, dan Banyak Artikel Menarik lainnya. 
Start taking a college level music theory class today.

This beginner class is now accessible to aspiring musicians of all ages. Learn all of the basic concepts in an easy to follow manner.
From our sponsors
Dibalik sebuah Kisah: Izinkan Aku Merindukanmu, Sekali Ini Saja !
Jan 16th 2014, 02:51, by Baginda Ery

https://fbcdn-profile-a.akamaihd.net/hprofile-ak-ash2/c12.12.156.156/s148x148/384719_633478953346239_1085666558_a.jpgSar, telah kutulis namamu pada sebagian pena di ujung perjalanan kita nanti. Membilang dan membincang lebih banyak waktu pada setiap rindu yang menunggumu di batas-batas harapan dan kita yang menjelma bagai sebuah jurang besar. Aku masih menunggu karya abadimu itu. Membacanya di sela-sela malam ketika isi kepalaku begitu luntur karena sebagian sabda dan cintamu pada lelaki paripurna yang lahir di sebuah gurun tandus bernama Makkah. Aku mulai menemukanmu pada sederet kisah itu. Melukis batas-batas keberanianmu ketika pada akhirnya kita dicandu rindu untuk kembali berjumpa dengan sosok abadinya.
Sar, aku tidak sedang bercanda atau pun mengerjaimu. Aku masih ingin membaca sejumlah risalah cintamu yang begitu agung pada lelaki dari padang pasir yang kau sapa HIMADA itu. Aku masih ingin menulis sejumlah rinduku pada setiap kabar yang begitu indah kau gambarkan pada sejumlah riwayat tentang hidup, cinta dan segala kebaikan lelaki gurun pasir itu. Aku makin dicandu cinta padanya lewat sejumlah cerita-cerita sederhanamu yang kau tulis dengan begitu rapi di sepanjang perjalananmu kini.
Sar, bila aku ingin menggenapkannya pada ujung semesta. Aku ingin segera kembali, membaca beragam kisah dan riwayatmu pada buku-buku tua yang lebih dulu mengabadikan dirimu. Aku tahu, engkau adalah lelaki yang mengejakan huijan di setiap perjalanan ini. Menjadi semacam teduh manakala lupa dan kita telah berpulang pada masing-masing tandanya. Aku ingin menjelmakan waktu menjadi lebih nyata, lalu kita kembali membaca semua riwayat tentang perjalanan hidup, sedih, bahagia dan segala benar yang dititipkan pada pundak rapuhnya.
Sar, sampai detik ini aku masih membaca kagum itu. Melihat Himada dan Kashva kau abadikan begitu nyata di ujung buku-bukumu. Meski kutahu, seribu lembar lebih telah kau habiskan untuk mengukir kisah paling nyata dari dua pengembara itu. Aku masih membaca risalah abadi itu. Membuka setiap detak dan jejak ketika pada akhirnya takdir kita adalah saling bertemu. Meski entah kapan, namun disinilah kisah akan bermula dari awal.
Sar, aku ingin mengabadikan namamu. Membacakan lebih banyak dongeng tentang Himada yang kau tulis di ujung bukumu. Meriwayatkannya dan mengajarkan setiap kebaikan yang hadir dari rasa seorang lelaki gurun pasir yang menurut catatan sejarah lahir di malam paling indah dua belas Rabiul Awwal. Aku masih menemukan kebaikan itu, kebaikan yang sampai saat ini aku rasakan begitu dalam, sederhana dan takkan pernah tertolak.
Sar, telah kuabadikan semua risalah cinta itu. Meski aku terlambat membacanya, aku masih merasakan semua detak bahagia itu. Kebaikan itu begitu nyata, meski tak terlihat dan terhalang tembok zaman, ruang dan waktu yang berjarak 14 abad lamanya. Namun, aku masih melihatnya, merasakan segala denyar cintanya, serta ikut merasakan sedih, bahagia, gemetar serta sejumlah rasa yang pernah dirasa olehnya semenjak risalah bernama Islam ia terima di gua Hira lewat lantunan Iqra dari Jibril sang malaikat.
Sar, aku menemukan cinta itu. Membacanya pada setiap goresan penamu yang kelak diterjemahkan orang sebagai bagian dari sepanjang perjalananmu. Aku mencoba mengenalnya. Membaca berbaris-baris kalimat yang kau tuliskan indah di ujung perjalanan kita nantinya. Ada yang harus kuingat di sepanjang perjalanan kita nanti. Membaca lebih banyak janji yang disabdakannya pada kitab-kitab abadi yang telah terbukti kebenarannya jauh setelah ia pergi meninggalkan kita semua.
Sar, disini aku masih merasakan getar kebaikan itu. Aku masih merasakan hadirnya lelaki itu. Lelaki yang kelahirannya mampu membuat api-api yang disembah orang Majusi padam. Gereja-gereja di tanah Yaman rubuh seketika, atau tentang berhala-berhala yang dipuja dan disembah pembesar Arab porak-poranda ketika tangis itu hadir di sebuah rumah mungil bernama Aminah. Aku masih menemukan cinta itu suci, tak terbantahkan, tak terkatakan dan tak tertolak. Aku masih merindunya, ingin mencoba menjadi seperti yang disabdakan pada setiap janjinya. Dan aku ingin menjadi seperti yang diucapkan kala malaikat pencabut segala kenikmatan dunia dan menggantinya dengan kematian hadir di sepanjang perjalanan. Aku ingin ikut bersamanya. Menjadi ummati, ummati, ummati yang dipanggilnya ketika pada akhirnya tugasnya sebagai seorang nabi usai.
Sar, aku ingin kita bershalawat bersama kepadanya. Membaca dan menjadi ummat yang dirindunya. Dan aku ingin kita dengan karya kita menjadi semacam maslahat dan manfaat untuk ummat yang telah hadir di sepanjang perjalanannya.
Rindu kami padamu, Ya Rasul
Rindu tiada terperi
Berabad jarak darimu, Ya Rasul
Serasa dikau disini

Cinta ikhlasmu pada manusia
Bagai cahaya suarga
Dapatkah kami membalas cintamu
Secara bersahaja

-Puisi Taufiq Ismail yang dimusikalisasi oleh Bimbo dengan judul Rindu Kami Padamu-

http://huruftakselesai.wordpress.com/2013/04/19/izinkan-aku-merindukanmu-sekali-ini-saja/

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions

Tidak ada komentar :

Posting Komentar